Jumat, 02 Mei 2014

Rindu pasti berlalu

Ah, waktu memang selalu datang tanpa menghubungiku lebih dulu. Membiarkan hatiku selalu cemas dan berfikir tak menentu. Hingga tubuhku lemah sebab terserang kegalauan yg tak bosan membelenggu. Terik menyengat jaket merah yg melekat di ragaku. Ini sungguh semakin membuat waktu berjalan lambat tak menentu. Hati yg tak kunjung berhenti mengeluh akhirnya terdiam dalam bisu. Di atas dua lingkaran karet yg sedang berputar, aku diam terpaku. Menatap jalanan aspal yg sedari tadi tak kunjung berlalu. Terik semakin kuat mengikat panasnya suhu. Itu membuatku semakin sukar menghirup O2 ke dalam paru-paru.


Entah kutukan apa yg pernah menghampiriku. Hingga saat ini aku tak dapat mengungkapkan perasaan rindu pada seseorang yg menghidupkan hidupku. Walau ku paham ia tak pernah berniat melakukan itu. Ya, aku tau betul keadaan beku yg enggan mencair di samping waktu. Hari demi hari rasa asing itu menjelma seperti hantu. Terkadang hinggap di cabang kerinduan palung hatiku. Terkadang pula tak pernah menampakkan wujud ataupun bau. Hingga mengundang kerisauan yg mengusik kalbu. Ah, ini memang keadaan yg sungguh membuatku pilu.

Bagaimana bisa langkahku terus melaju. Bagaimana mungkin asaku berlari menggenggam waktu. Bagaimana pula ku dapat menggantungkan rindu ini pada palung hatimu. Jika dirimu saat ini masih berusaha melepaskan rantai-rantai kisah asmara yg pernah menyapamu. Ah iya, mungkin kau hampir berhasil melakukan itu. Namun yg ku lihat saat ini kau telah dijatuhi rasa asmara di mana kau belum tahu siapa nama pelaku. Mungkin itu takdir Tuhan membiarkanku begitu paham dengan si pelaku. Bahkan hingga bagian rasa terdalam yg ia ingin rekatkan pada dinding hatimu. Aku memang enggan memberimu tahu. Kalaupun aku terpakasa, aku tetap tak mau. Kau tahu? Melisankan hal itu padamu hanya mampu meredupkan cahaya terang palung hatiku.

Angin yg berjalan di depan kelopakku berkata lembut lalu membisu. Yg ku dengar hanyalah dua pilihan yg kan membawa hidupku.

Tetap membisu dengan apa yg ku tahu, namun mematikan kobaran api biru penuh rindu dari sahabatku. Atau.. Ku lisankan rasanya padamu, namun ku kan kehilangan terangnya cahaya yg terpancar dari palung hatiku

Ah, ini sungguh meggalaukan rasa rindu. Ingin ku lepas rasa yakin yg menggenggam batin untuk dapat mengarungi kehidupan bersamamu. Daripada ku tersiksa dengan keadaan yg membuatku berjalan tak menentu. Perasaanku, atau dia sahabatku. Keegoisanku, atau dia penyejuk hidupku. Asaku bersamamu, atau dia bagian hangat kisah putih abu-abuku. 

Entah, apa yg membuat waktu mengantarkanku pada rasa galau lengkap dengan kondisi logikaku yg kacau. Waktu pasti tak kan pernah memberi ku kesempatan untuk sejenak membiasakan diri tanpa rindu. Ya, Rindu! Rindu padamu! Dia sengaja membiarkanku meninggalkan rasa rindu dengan perlahan seiring bergantinya musim hujan ke kemarau. Meninggalkan bekas genggaman erat tangan si rindu yg lama telah bersarang di dalam kalbuku. 

Ahsudahlah.. Batinku yakin suatu saat ku dapat dengan lihai tak menyadari bahwa ku pernah memendam rindu pada dirimu. Dan memoriku hanya mampu mengingat semua kisah putih abu-abu dengan sahabat-sahabatku. Bukan dengan rindu yg ku harap mampu bersarang di palung hatimu.







Kaki Gunung Kelud, bukan Mahameru. H-1 menikmati nuansa BALI setelah UAN berlalu.

11 komentar:

  1. keren.. ini tulisan sesuai keadaan diri sendiri atau ngarang aja ? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut gue antara nyata dan fiksi jadi satu hoho..

      Hapus
    2. yg keren tulisannya? bukan gua kan Ali? -_-

      bener tuh kata si Robih,hehe... ini campuran :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. *senyum unyuk sambil manja-manja ke kak Lusi*
      :D

      Hapus
  3. Kalau tulisan ini memang kisah nyata, memang begitulah rindu.. Ia sering durhaka.. Sudah disuruh pergi - jangan lagi mampir, tapi justru ia malah sering datang dan berani melawan logika.. Hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe... untung aja si Rindu yg durhaka gak kena kutukan kayak si Malin Kundang gara-gara ngelawan logika :D

      Hapus
  4. follower blognya masih dikit tuh, sy follow deh, jangan lupa follback yaa,, btw RINDU itu semakin MENGGEBU,, yang pasti berlalu itu,,,,, KENTUT, hehehe :peace

    BalasHapus
    Balasan
    1. okay siph! polbek akan segera meluncur. :)

      jadi KENTUT itu satu angkatan sama BADAI, "pasti berlalau*

      Hapus
  5. kata lagu: "percuma ada rindu, kalau tak saling bersatu". heehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kata lagu yg pernah nyamperin gendang telinga gua, " Indah pada waktunya"
      whehe..

      Hapus

Udah ngejanya? thanks yak... :)))) tapi gak keren donk kalo gak koment, gak sexy donk kalo gak ngisi, koment apa aja boleh.. yg penting bisa dieja. Tinggalin jejak lu juga yak biar gak disangka Maling.. :)