Sabtu, 26 April 2014

Maafkan aku waktu

Keriuhan gedung pendidikan dari berbagai sudut kelas masih menyelubungi tubuhku, langkah kaki yg semakin terdengar jelas mendekat, suara martil dari kuli-kuli yg meyakinkan berberapa paku agar hidup bersama dengan dinding yg telah renta, alunan mp3 dari salah satu mobile phone seorang dengan putih abu-abu yg melekat di raganya menuju ruang OSIS, dan gemercik air wudhu yg berlomba mencari tempat terendah untuk kembali memeluk tanah.

Semua terpecah saat seorang di kanan lenganku menggetarkan pita suaranya..

“Fu?” suara itu terdengar bersama dengan jemarinya yg asyik bermain dengan balok-balok mini yang menempel pada keyboard.

“Hemb....?” sautku masih dengan menatap layar monitor yg tak henti menampilkan deretan huruf dari salah satu blog dengan visitor yg jarang absen.

“Furi...? kembali suara itu menyelimuti gendang telingaku dengan volume yg bertambah.

“Ya zom..?” Dengan senyum lebar yg begitu hangat, seperti biasa ia menunjukkan gigi-giginya pada wajahku yg reflek menoleh untuk menumui sumber suara yg sedikit manja itu. 

“Mungkin kalau kita udah selesai UAN pasti jadi tambah sering ngeblog ya...?” 

“Ehm... iya deh kayaknya. Kan udah gak mikirin si UN lagi.. heehee”

Aku dan dia saling melempar senyum dan kembali menatap monitor masing-masing sambil tak sabar menanti hari itu menghampiriku dan Zombi, Ya! Zombi.. wanita berkerudung yg mengidap rasa PD level akut. Entah berapa kali dia menyebutkan dalam blognya bahwa aku dan dia layaknya pinang yg dibelah dua.

Percakapan kecil di sela-sela obrolan hangat masih menggema di telinga, rasanya masih kemarin kata-kata itu terlahir ke dunia dan bermain di udara. Bahkan bekas lipatan kaki yg bersila di teras masjid gedung pendidikan itu masih tampak, belum pergi bersama butiran debu dari atap yg terlihat tua. Waktu memang tak pernah memberi kabar bagaimana ia akan melaju, dengan cepat ataukah melambat di belakang siput yg sedang berlari. Waktu selalu dan masih menjadi misteri dalam hidupku, terkadang ia mengajak hasaratku untuk segera meninggalkan keadaan yg begitu lamban, namun terkadang ia membuatku menarik tangannya untuk sejenak membekukan suasana layaknya saat seseorang yg membuatku tak henti melukis lengkung pelangi diantara dua pipi bersanding di sisi.


Waktu pun kembali menarik memoriku pada percakapan yg ditutup dengan lemparan senyum, saat itu aku berfikir akan lebih semangat senam jari di atas keyped HP warisan suami ibuku atau pun koprol di atas keyboard leptop milik kakak iparku, lebih berhasrat menyebar benih-benih imajinasi di ladang subur ini, dan menari bersama memori-memori yg kudokumentasikan menjadi coretan-coretan dan selalu  kumusiumkan di ranjang EndokAsin. Ternyata waktu berkata lain, entah aku yg menyia-nyiakannya atau ia yg meninggalkanku tanpa jejak. Hari berganti hari, waktu semakin berjalan dengan menambah kecepatan di setiap langkahnya. Dan aku, aku hanya diam membisu tanpa sedikitpun menggerakkan jari  bahkan membiarkan wadah memori ini penuh oleh imajinasi, hingga musium itu kembali sepi.


Ahsudahlah.. aku tak ingin menyalahkan waktu. Kalau pun ia benar meninggalkanku itu juga bukan salahnya, ini salahku.. harusnya aku mengejarnya dan tak henti mengeluarkan isi ruang imajinasi yg telah penuh terisi. Ahsudahlah.. aku juga tak ingin menyalahkan diri ini, kalau pun diri ini yg membangun kesalahan.. harusnya waktu membantuku meruntuhkan ini. Ah.. ini membuat suasana semakin tak bersahabat, maafkan aku waktu.. aku memang mengacuhkanmu beberapa hari ini, tak mengganggap kehadiranmu, kehadiranmu yg setia menungguku untuk menggerakkan jemariku dan memfokuskan mataku di depan monitor. Maafkan aku yg menuduhmu meninggalkanku, itu bukan maumu.. itu memang kekilafanku yg perlahan membuatmu semakin menghancurkanmu.. Ah, maafkan aku waktu.. 


Waktu, ingatkah kau saat ku menari membentuk pola-pola imajinasi.. di mana saat itu aku mengakui bahwa first is hardest.  Mungkin hal itu terulang padaku setelah berperang melawan pasukan dengan senjata terampuh mereka yg telah dibalut dengan butiran soal dengan sempurna berlabel UN. Waktu, ingatkan aku saat ku mulai menyia-nyiakanmu lagi, namun sungguh..! Jangan berfikir bahwa ku berencana untuk melakukan hal itu. Kau tahu kan kalau aku hanya manusia biasa yg mudah kilaf, manusia yg menjadi wadah salah, dan tak lelah menampung berbagai masalah dan rasa gundah. Baiklah.. ku yakin kau tau dan tak akan berpura-pura tidak tahu.





----------------------_________________________________________________------------------------




Sirahgolo..
Di balik tirai dengan lemah gemulai diterpa angin malam yg membawa alunan ayat-ayat suci dari dalam surau.












ps: Sirahgolo, salah satu tempat yg didokumentasikan dalam PIONIR-8

4 komentar:

  1. kamu lg ngomongin aku, ya? :p
    ngaku deh ngaku haha

    BalasHapus
  2. Hhaduh, jadi kebawa suasana.. *ambil tisu*

    BalasHapus
    Balasan
    1. haduuh... salah ambil tuh, itu tisu bekas ...--__--

      Hapus

Udah ngejanya? thanks yak... :)))) tapi gak keren donk kalo gak koment, gak sexy donk kalo gak ngisi, koment apa aja boleh.. yg penting bisa dieja. Tinggalin jejak lu juga yak biar gak disangka Maling.. :)