Rabu, 09 April 2014

Balasan untuk surat kaleng

Semalem baru aja ada surat kaleng yg nyasar di ruang imajinasi gua, di mana gua sedang merasakan hangatnya senyuman sahabat-sahabat yg bener-bener buat gua gagal move on dari mereka, di mana gua sedang menikmati indahnya bentuk lengkung bibir mereka saat canda tawa telah mendirikan panggung kebahagiaan, di mana saat itu gua bener-bener memohon agar sang waktu sejenak menghentikan langkahnya sebab gua takut memori itu terhapus n terbawa debu erupsi Kelud bulan lalu. Bersama dengan hembusan nafas yg mengganjal dan sedikit menusuk kalbu, gua pun merelakan sang waktu melanjutkan kewajibannya tanpa sedikitpun acuh pada wajah gua yg tertunduk menatap gravitasi bumi. 


Sang Surya dengan tangan lembutnya menaikkan dagu gua yg diselimuti rasa sendu, gua pun menatap mata tajamnya yg seolah memberi isyarat agar gua bangkit dari rasa keresahan yg tak bosan membacakan ayat-ayat kegalauan. Raga gua seakan lemah tak berdaya, tulang belulang seperti hancur berkeping-keping di jalanan aspal tua, sesaat otot-ototku berasa begitu letih tak karuan bersamaan dengan batinku yg masih mengeja kata demi kata yg tersurat di dalamnya, hingga akhirnya gua pun berhasil menemukan titik akhir di samping kalimat penutup surat kaleng itu.

Nadiku sejenak tak ingin melanjutkan tugasnya, jantungku entah mengapa mengeluh dengan tugasnya selama ini, dan mata... merintih perih setelah surat kaleng itu gua rekatkan pada dada bersamaan dengan menghela nafas yg sungguh panjang dan sedikit berat untuk dihempaskan ke udara.

Otak tidur yg begitu pulas tiba-tiba terbangun dengan penuh kegugupan, mungkin ia mimpi buruk atau barangkali sedang demam panggung di konser imajinasi. Dan entah mengapa ia langsung memegang erat tangan gua sambil memasang wajah terserius versinya, ia menyadarkan keadaan gua yg tinggal beberapa langkah lagi akan tiba di pintu gerbang dengan berbagai macam jalur lintasan demi satu tujuan, menuju rumah berpenghuni kesuksesan. 

Secepat kilat batinku semacam dihempaskan ke dinding dengan tenaga superhero, dinding sanubari sedikit tersayat saat ku ingat selembar surat kaleng yg masih tersemat di dadaku tanpa perekat, bagaimana bisa palung hati gua yg begitu dalam akan tampak kembali bila cahaya yg menghidupkan kehidupan gua akan pergi bersama jalur yg telah mereka tentukan.. bagaimana bisa gua menikmati lengkungan hangat yg terpancar dari paras mereka, apa gua musti berlutut lagi pada sang Waktu agar sejenak beristirahat dalam menjalankan kewajibannya? 

Ahsudahlah... ini hidup, inilah kehidupan, dan ini hanyalah perjalanan hidup yg memiliki rute kehidupan panjang sebelum tiba di tempat peristirahatan. Batin ini memang tak pernah ikhlas bila harus hidup tanpa ada kalian yg memberi gua kehidupan, raga inipun tak pernah berdaya tanpa ada suara dari pita suara yg begitu khas di telinga, bahkan keyakinan melanjutkan kehidupan semakin redup bak palung hati gua yg semakin gelap tanpa kalian. 

Tapi gua sedikit bisa ngambil nafas saat ingat kata-kata yg tersurat di lembaran itu, bahkan biasa gua dengar di kicauan mention-mentionnya yg telah berlalu "Ini cuma soal waktu" . Entah mengapa setelah beberapa huruf itu meresap dalam kalbu, keyakinan gua kembali berkobar layaknya obor yg menghidupkan api unggun anak-anak PRAMUKA di bumi perkemahan.

Gua bakal merindukan kalian di suatu lorong waktu di mana kalian berjalan bersama jodoh yg telah Allah tulis di Lauhul Mahfuz, bersama kesuksesan yg tak lelah mengiringi langkah kalian dan bersama kebahagiaan yg tak akan luntur oleh duka. Gua harap, hangatnya lengkungan bibir yg terpancar dari paras kalian tak pernah menguap, masih sama saat putih abu² ini melekat di raga gua. 

Dan yang terpenting, gua harap sang Waktu mempertemukan kita kembali dalam balutan kasih sayang-Nya, Allah. Di mana aku, kau, dan dia adalah kita. Kita yg tak kan pernah n tak akan mau melepaskan ikatan tali persahabatan yg disimpul oleh sang Waktu kala itu di bumi Vema, ya! Veteran 05 saksi bisu keping-keping memori yg terekam.

8 komentar:

  1. balasan surat kalengku akhirnya datang juga. hahaha
    kamu tetap jd sahabat terkerenku, ya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah... gara-gara angin topan lagi jalan-jalan, si lesus lagi ngisi usus.. ya akhirnya gua titipin perahu kertas deh suratnya :)


      kamu juga tetep jd sahabat tergi*ahsudahlah* :D

      Hapus
  2. ini mah udah bukan surat kaleng lagi namanya kalo dibales lewat tulisan di blog :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.hehe..ini mah jadi. bukan surat kaleng, tapi surat kaleng yg gak kupdet :P

      Hapus
  3. Aku suka baca dengan kata-kata seperti ini. Indah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah...masak sih?? imajinatif donk kamu Ochi...

      joint my blog yak, kalo berkenan aja.. biar bisa kasih kritik&saran :D

      Hapus

Udah ngejanya? thanks yak... :)))) tapi gak keren donk kalo gak koment, gak sexy donk kalo gak ngisi, koment apa aja boleh.. yg penting bisa dieja. Tinggalin jejak lu juga yak biar gak disangka Maling.. :)