Masih ku ingat kala itu..
Di pagi buta Kau sadarkanku dari mimipi. Membangunkan gendang telinga yang seakan sudah tak berfungsi. Selimut tebal becorak mawar ku tarik hingga menjaring udara hangat penuh nikmat. Kau pergi. Aku menyengir. Tak hiraukan apa yang baru saja berlalu, bahkan aku begitu acuh.
Kau tak bangunkanku lagi setelah pergi, namun menggetarkan pita sura para Ayam jago yang melihat Mereka kembali ke Langit. Ya Mereka, Malaikat-Malaikat pengamin doa para hamba di kala gelap.
Siput dalam telingaku begitu terganggu. Ingin rasanya menyumpal dua lubang telingaku dengan dua guling yang masih ku dekap. Aku bangun. Membuang selimut pada punggung lantai. Berjalan mengambil makanan, kembali menuju ranjang merebahkan badan. Hingga Sang Surya telah mendarat tepat di atas atap.